Senin, 04 Juli 2011

Pengembangan dan Implementasi KBK

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mencapai keunggulan masyarakat bangsa dalam penguasaan ilmu dan teknologi seperti yang digariskan dalam haluan Negara. Pengembangan KBK memfokuskan pada kompetensi tertentu, berupa paduan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dapat didemonstrasikan peserta didik sebagai wujud pemahaman terhadap konsep yang dipelajarinya. Dalam pengembangan KBK, perlu diperhatikan tingkatan-tingkatan pengembangan kurikulum, pendekatan dalam pengembangan kurikulum, prinsip-prinsip pengembangan KBK untuk menyeimbangkan dengan kondisi Negara, kebutuhan masyarakat, dan berbagai perkembangan serta perubahan yang sedang berlangsung dewasa ini, dan pemahaman tentang apa saja yang harus dilakukan untuk pengembangan struktur KBK.

Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) menuntut dukungan dari pihak sekolah untuk menerapkan sesuatu yang memberikan efek dan dampak bagi peserta didik dan menuntut kerjasama yang optimal diantara para pengajar. KBK memerlukan pengajaran berbentuk team dan menuntut kerja sama yang kompak diantara para anggota team. Dan dalam implementasi KBK perlu adanya upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

B. Rumusan Masalah
Pentingya pemahaman Kurikulum Berbasis Kompetensi baik dalam pengembangannya dan impelementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Dalam menjalani tugas sebagai tenaga kependidikan, mereka seharusnya bertanggungjawab dan terlibat secara langsung dalam kegiatan pendidikan.

C. Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini merupakan salah satu ciri pokok perguruan tinggi. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dari ibu Erlik Widiyani Styati S.Pd, M.Pd. Dengan penulisan makalah ini diharap pembaca mampu memahami teori Pengembangan kurikulum KBK dan implementasi KBK. Selain itu, bisa menerapkannya di dalam kegiatan pendidikan dan menghasilkan kerja yang nyata.




























BAB II
PEMBAHASAN

1. PENGEMBANGAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI
Dalam proses pengembangan kurikulum tidak hanya menuntut keterampilan teknis dari pihak pengembang terhadap pengembangan berbagai komponen kurikulum, tapi harus dipahami berbagai faktor yang mempengaruhinya. Pengembangan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) memfokuskan pada kompetensi tertentu, berupa paduan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dapat didemonstrasikan peserta didik sebagai wujud pemahaman terhadap konsep yang dipelajarinya.

A. Tingkat Perkembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi
Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) terdidiri dari beberapa tingkat yaitu tingkat nasional, tingkat lembaga, tingkat bidang studi dan tingkat satuan bahasan (modul).

1. Pengembangan Kurikulum Tingkat Nasional
Pengembangan kurikulum pada tingkat ini dibahas dalam lingkup nasional yaitu jalur pendidikan sekolah dan luar sekolah, baik secara vertical maupun horizontal.
Jalur pendidikan nasional merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah melalui kegiatan pembelajaran secara berjenjang dan berkesinambungan. Sedangkan pendidikan luar sekolah diselenggarakan diluar sekolah melalui kegiatan pembelajaran yang tidak harus berjenjang dan berkesinambungan, termasuk pendidikan keluarga.
Secara vertikal berkaitan dengan kontinuitas pengembangan kurikulum antara berbagai jenjang pendidikan. Sedangkan secara horizontal berkaitan dengan keselarasan antarberbagai jenis pendidikandalam berbagai jenjang. Jenis pendidikan yang termasuk jalur pendidikan sekolah terdiri atas pendidikan umum, pendidikan kejuruan, pendidikan luar biasa, pendidikan kedinasan, pendidikan keagamaan, pendidikan akademik, dan pendidikan professional. Pengembangan kurikulum tingkat nasional dilakukan dalam rangka mengembangakan standard kompetensi untuk masing – masing jenjang dan jenis pendidikan, terutama pada jalur pendidikan sekolah.
2. Pengembangan Kurikulum Tingkat Lembaga
Pengembangan kurikulum untuk setiap jenis lembaga pendidikan pada berbagai satuan dan jenjang pendidikan. Kegiatan yang dilakukan pada pengembangan kuruikulum tingkat lembaga adalah :
a. Mengembangkan kompetensi lulusan, dan merumuskan tujuan – tujuan pendidikan pada berbagai jenis lembaga pendidikan
b. Dikembangkan bidang studi–bidang studi yang akan diberikan untuk merealisasikan tujuan tersebut.
c. Mengembangakan dan mengidentifikasi tenaga – tenaga kependidikan (guru dan non guru) sesuai dengan kualifikasi yang diperlukan.
d. Mengidentifikasi fasilitas pembelajaran yang diperlukan untuk member kemudahan belajar.

3. Pengembangan Kurikulum Tingkat Bidang Studi (Penyusunan Silabus)
Mengembangkan silabus untuk setiap bidang studi pada berbagai jenis lembaga pendidikan adalah yang harus dilakukan pada tingkat ini. Kegiatan yang dilakukan adalah :
a. Mangidentifikasi dan menentukan jenis – jenis kompetensi dan tujuan setiap bidang studi
b. Mengembangkan kompetensi dan pokok – pokok bahasan, dan mengelompokkannya sesuai dengan ranah pengetahuan, pemahaman, kemampuan (ketrampilan), nilai, dan sikap.
c. Mendeskripsikan kompetensi serta mengelompokkannya sesuai dengan skope dan skuensi
d. Mengembangkan indikator setiap kompetensi serta kriteria pencapaiannya.

Pusat Kurikulum, Badan Penelitian dan Pengambangan, Depdiknas adalah penyusun silabus. Dinas pendidikan setempat dapat mengkoordinasikan sekolah – sekolah yang belum mempunyai kemampuan mandiri untuk menyusun silabus.
Bagi sekolah yang mempunyai kemampuan mandiri dapat menyusun silabus sesuai dengan kondisi dan kebutuhannya setelah mendapat persetujuan dari Dinas Pendidikan setempat. Penyusunan kurikulum dapat dilakukan dengan melibatkan para ahli atau instansi yang relevan di daerah setempat.

4. Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Bahasan (Modul)
Dalam KBK program pembelajaran yang dikembangkan adalah modul, sehingga kegiatan pengembangan kurikulum pada tingkat ini adalah menyusun dan mengembangkan paket – paket modul, sebagaimana telah diuraikan pada Bab III.


B. Pendekatan dalam Pengembangan Kurikulum
Pendekatan dalam pengembangan kurikulum merefleksikan pandangan seseorang terhadap sekolah dan masyarakat. Para pendidik menganut beberapa pendekatan yang sesuai. Pendekatan dalam pengembangan kurikulum mempunyai arti penyusunan kurikulum baru (curriculum construction), bisa juga penyempurnaan tersebut terhadap kurikulum yang sedang berlangsung (curriculum improvement). Pengembangan kurikulum berkaitan dengan penyusunan seluruh dimensi kurikulum mulai dari landasan, struktur dan penataan mata pelajaran, ruang lingkup (scope) dan urutan materi pembelajaran (sekuence), garis – garis besar program pembelajaran, sampai pengembangan pedoman pelaksanaan (macro curriculum). Selain itu pengembangan kurikulum berkaitan dengan penjabaran kurikulum (GBPP) yang telah disusun oleh pusat ke dalam program dan persiapan pembelajaran yang lebih khusus (micro curriculum).
 Kurikulum juga bisa berarti kurikulum tertulis (written curriculum) atau dokumen kurikulum yang merupakan kurikulum potensial (potencial curriculum), dan bisa juga berarti kurikulum nyata. Untuk melakukan pengembangan kurikulum harus memahami hal – hal yang berkaitan dengan pendekatan pengembangan kurikulum. Syaodih (200) mengemukakan pendekatan pengembangan kurikulum berdasarkan sistem pengelolaan, dan berdasarkan fokus sasaran.


1. Pendekatan Pengembangan Kurikulum Berdasarkan Sistem Pengelolaan
Dilihat dari pengelolaanya pengembangan kurikulum dibedakan antara sistem pengelolaan yang terpusat (sentralisasi) dan tersebar (desentralisasi).
2. Pendekatan Pengembangan Kurikulum Berdasarkan Fokus Sasaran
Dilihat dari fokus sasaran pengembangan kurikulum dibedakan antara
- Pendekatan yang mengutamakan penguasaan ilmu pengetahuan, menekankan pada isi atau materi berupa pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi yang diambil dari bidang – bidang ilmu pengetahuan.
- Penguasaan kemampuan standard, menekankan pada penguasaan kemampuan potensial yang dimiliki peserta didik sesuai dengan tahap-tahap perkembangannya.
- Penguasaan kompetensi,menekankan pada pemahaman, kemampuan atau kompetensi tertentu di sekolah yang berkaitan dengan pekerjaan yang ada di masyarakat.
- Pembentukan pribadi, lebih menekankan pada pengembangan atau pembentukan aspek – aspek kepribadian secara utuh, baik pengetahuan, keterampilan, maupun nilai dan sikap.
- Penguasaan kemampuan memecahkan masalah sosial kemasyarakatan. Menekankan pada pengembangan kemampuan memecahkan masalah yang ada di masyarakat. Pendekatan ini biasa digunakan dalam pendidikan luar sekolah.
3. Pendekatan Kompetensi
Pendekatan kompetensi merupakan pendekatan pengembangan kurikulum yang memfokuskan pada penguasaan kompetensi tertentu berdasarkan tahap-tahap perkembangan peserta didik.
4. Keterkaitan KBK dengan Pendekatan lain
a. KBK dengan pendekatan kemampuan standard : sama-sama menekankan pada kemampuan tapi jenis kemampuannya berbeda. Pada pendekatan kompetensi, kemampuan yang dikembangkan adalah pekerjaan sedangkan dalam pendekatan kemampuan standard yang dikembangkan adalah kemampuan umum.
b. KBK dengan pendekatan pengembangan pribadi : standard kompetensi yang dikembangkan berkenaan dengan pribadi peserta didik. Dalam KBK lebih mengarah pada kompetensi potensial yang esensial, sedangkan pengembangan pribadi lebih megarah pada keutuhan perkembangan kemampuan-kemampuan tersebut.
c. KBK dengan pendekatan ilmu pengetahuan: kompetensi yang dikembangkan berkaitan dengan ilmu pengetahuan. Perbedannya KBK lebih menekankan pada kemampuan melakukan sesuatu yang berhubungan dengan pekerjaan, sedangkan pendekatan ilmu pengetahuan lebih menekankan pada hasil belajar, namun tidak mengabaikan kompetensi dari pengetahuan tersebut.
5. Keunggulan KBK
Keunggulan Kurikulum Berbasis Kompetensi :
a. Pendekatan bersifat alamiah (konsektual).
b. KBK mendasari pengembangan kemampuan-kemampuan lain.
c. Bidang-bidang studi tertentu pengembangannya lebih tepat menggunakan pendekatan kompetensi.


C. Prinsip – prinsip Pengembangan KBK
Sesuai dengan perubahan yang terjadi, maka pengambangan KBK perlu memerhatikan dan mempertimbangkan prisip-prinsip sebagai berikut :
1. Keimanan, Nilai, dan Budi Pekerti Luhur
Keimanan, nilai-nilai dan budi pekerti luhur yang dianut dan dijunjung tinggi masyarakat sangat berpengaruh terhadap sikap dan hasil kehidupan.

2. Penguatan Integritas Nasional
Pengembangan KBK harus memperhatikan penguatan integritas nasional melalui pendidikan yang memberikan pemahaman tentang masyarakat Indonesia yang majemuk dan kemajuan peradaban dalam tatanan kehidupan dunia yang multikultur dan multibahasa.
3. Keseimbangan Etika, Logika, Estetika, dan Kinestetika

4. Kesamaan Memperolah Kesempatan
Pengembangan KBK harus menyediakan tempat yang memberdayakan semua peserta didik untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap perlu diutamakan dalam pengembangan kurikulum.
5. Abad Pengetahuan dan Teknologi Informasi
Kurikulum perlu mengembangkan kemampuan berpikir dan belajar dengan mengakses, memilih, dan menilai pengetahuan untuk mengatasi situasi yang cepat berubah dan pebuh ketidakpastian yang merupakan kompetensi penting dalam menghadapi abad ilmu pengetahuan dan teknologi informasi.
6. Pengembangan Keterampilan Untuk Hidup
Pengembangan keterampilan untuk hidup berfungsi agar peserta didik memiliki keterampilan, sikap, dan perilaku adaptif, kooperatif dan kompetitif dalam menghadapai tantangan dan tuntutan hidup.
7. Belajar Sepanjang Hayat
Pengembangan KBK perlu memperhatikan kemampuan belajar sepanjang hayat yang dapat dilakukan melalui pendidikan formal maupun non formal.
8. Berpusat pada Anak dengan Penilaian yang Berkelanjutan dan Komperhensif
Pengembangan KBK harus berupaya memandirikan peserta didik untuk belajar, bekerja sama, dan memilih diri sendiri agar mampu membangunh pemahaman dan pengetahuannya.
9. Pendekatan Menyeluruh dan kemitraan
Pengembangan KBK harus mempertimbangkan semua pengalaman belajar yang dirancang secara berkesinambungan mulai dari Tk/RA sampai dengan kelas XII.


D. Pengembangan Struktur KBK
Pengembangan struktur Kurikulum Berbasis Kompetensi mencakup tiga langkah kegiatan, sebagai berikut :
1. Identifikasi Kompetensi
Berdasarkan pendapat Hall (1976) dan Prihantoro (1999) ada delapan sumber yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi kompetensi yaitu:
a. Daftar yang ada (existing list)
b. Menterjemahkan mata pelajaran (course translation)
c. Menterjemahkan mata pelajaran dengan perlindungan (course translations with safeguard)
d. Analisis taksonomi (taxonomic analysis)
e. Masukan dari Profesi (input from the profession)
f. Membangun teori (theoretical contructs)
g. Maukan peserta didik dan masyarakat (input from clients, including pupils and the community)
h. Analisis tugas (task analysis)
2. Mengembangkan struktur Kurikulum
Struktur Kompetensi Berbasis Kompetensi dapat dideskripsikan sebagai berikut :
a. Taman Kanak-Kanak dan Raudhatul Athfal
Struktur Kurikulum
Taman Kanak-Kanak dan Raudhatul Athfal
NO PROGRAM KEGIATAN BELAJAR ALOKASI WAKTU
1 Pengembangan Moral dan Nilai-nilai agama *
2 Pengembangan Sosial dan Emosional *
3 Pengembangan Kemampuan Dasar *
Alokasi waktu per minggu 15 jam (900 menit)

b. Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidayah
Struktur Kurikulum
Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidayah
NO MATA PELAJARAN ALOKASI WAKTU
  Kelas I&II Kelas III&IV Kelas V & VI
1 Pendidikan Agama * 3 3
2 Kewarganegaraan * 2 2
3 Bahasa Indonesia * 6 6
4 Matematika * 6 6
5 Sains * 4 4
6 Pengetahuan Sosial * 4 4
7 Kesenian * 2 2
8 Keterampilan * 2 2
9 Pendidikan jasmani * 2 2
 Jumlah 27 31 31


c. Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah
Struktur Kurikulum
Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah
NO MATA PELAJARAN ALOKASI WAKTU
  Kelas I&II Kelas III&IV Kelas V & VI
1 Pendidikan Agama 2 2 2
2 Kewarganegaraan 2 2 2
3 Bahasa dan Sastra Indonesia 5 5 5
4 Matematika 5 5 5
5 Sains 5 5 5
6 Pengetahuan Sosial 5 5 5
7 Bahasa Inggris 4 4 4
8 Pendidikan Jasmani 2 2 2
9 Kesenian 2 2 2
10 Keterampilan 2 2 2
11 Teknologi Informasi dan Komunikasi 2 2 2
 Jumlah 34 34 34

d. Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah
1. Struktur Kurikulum Pengkhususan Program Studi
Pengkhususan program studi SMA dan MA adalah Ilmu Alam, Ilmu Sosial dan Bahasa. Pemilihan Program studi dilaksanakan sejak kelas XI.
 Program studi Ilmu Alam difoksukan pada mata pelajaran Matematika, Fisika, Kimia dan Biologi.
 Program studi Ilmu Sosial difokuskan pada mata pelajaran Kewarganegaraan, Ekonomi, Sejarah, dan Sosiologi.
 Program studi Bahasa difokuskan pada mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, Bahasa dan Sastra Inggris, Bahasa asing lain serta Teknologi Informasi dan Komunikasi.
2. Struktur Kurikulum Pengkhususan Program Studi
Penyelenggaraan SMA dan MA non pengkhususan program studi dimaksudkan untuk memberikan kebebasan kepada peserta didik dalam memilih sejumlah mata pelajaran sesuai dengan potensi, bakat dan minat peserta didik.

3. Mendeskripsikan mata pelajaran
Mendeskripsikan mata pelajaran sebagai berikut :
a. Pendidikan Agama
b. Kewarganegaraan
c. Bahasa Indonesia
d. Matematika
e. Sains
f. Ilmu Sosial
g. Bahasa Inggris dan Bahasa Lain
h. Pendidikan Jasmani
i. Keterampilan
j. Kesenian
k. Teknologi Informasi dan Komunikasi







2. IMPLEMENTASI KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI
Implementasi adalah suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan, atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak perubahan pengetahuan, keterampilan maupun nilai dan sikap.
 Implementasi KBK dapat didefinisikan sebagai suatu proses penerapan ide, konsep, dan kebijakan kurikulum (kurikulum potensial) dalam suatu aktivitas pembelajaran, sehingga peserta didik menguasai seperangkat kompetensi tertentu, sebagai hasil interaksi dengan lingkungan. Lebih lanjut dijelaskan bahwa “implementasi kurikulum merupakan suatu proses penerapan konsep, ide, program atau tatanan kurikulum ke dalam praktek pembelajaran atau aktivitas-aktivitas baru, sehingga terjadi perubahan pada sekelompok orang yang diharapkan untuk berubah”.
 Implementasi kurikulum dipengaruhi oleh tiga factor :
1. Karakteristik kurikulum yaitu yang mencakup ruang lingkup ide baru bagi suatu kurikulum dan kejelasannya bagi pengguna di lapangan.
2. Strategi implementasi yaitu strategi yang digunakan dalam implementasi yang dapat mendorong penggunaan kurikulum di lapangan.
3. Karakteristik pengguna kurikulum.
Menurut Mars (1980) ada tiga factor yang mempengaruhi implementasi kurikulum yaitu dukungan kepala sekoklah, dukungan rekan sejawat guru, dan dukungan internal yang datang dari dalam diri guru sendiri.
Dalam garis besarnya implemantasi KBK mencakup mencakup tiga kegiatan pokok yaitu :

A. Pengembangan Program
1. Program tahunan
Program tahunan merupakan program umum setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang dikembangkan oleh guru yang bersangkutan.
sumber-sumber yang dapat dijadikan bahan pengembangan program tahunan adalah :
a. Daftar kompetensi standard sebagai konsensus nasional
b. Skope dan Sekuensi setiap kompetensi. Materi pembelajaran tersebut disusun dalam pokok-pokok bahasan dan sub-sub pokok bahasan yang mengandung ide-ide pokok sesuai dengan kompetensi dan tujuan pembelajaran.
c. Kalender pendidikan. Penyusunan kalender pendidikan mengacu pada efisiensi, efektifitas, dan hak-hak peserta didik. Dalam kalender pendidikan dapat kita lihat berapa jam waktu efektif yang dapat digunakan untuk kegiatan pembelajaran, termasuk waktu liburdan lain-lain. Dengan demikian dalam menyusun program tahunan perlu memperhatikan kalender pendidikan.
2. Program semester
Program semester berisikan garis-garis besar mengenai hal-hal yang hendak dilaksanakan dan dicapai dalam semester tersebut. Program semester merupakan penjabaran dari program tahunan.
3. Program Modul (Pokok bahasan)
Program modul atau pokok bahasan pada umumnya dikembangkan dari setiap kompetensi dan pokok bahasan yang akan disampaikan. Program ini merupakan penjabaran dari program semester. Pada umumnya modul berisikan tentang lembar kegiatan peserta didik, lembar kerja, kunci lembar kerja, lembar soal, lembar jawaban dan kunci jawaban.
4. Program Mingguan dan Harian
Program ini merupakan penjabaran dari program semester dan program modul. melalui program ini dapar diketahui tujuan-tujuan yang telah dicapai dan yang perlu diulang, bagi setiap peserta didik.
5. Program Pengayaan dan Remidial
Program ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi modul yang perlu diulang, peserta didik yang wajib mengikuti remedial dan yang mengikuti program pengayaan.
6. Program Bimbingan dan Konseling Pendidikan
Sekolah memberikan bimbingan dan konseling kepada peserta didik dan guru mata pelajaran harus berdiskusi dan berkoordinasi dengan guru bimbingan dan konseling.



B. Pelaksanaan pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran mencakup tiga hal yaitu :
1. Pre Tes (tes awal)
Fungsi pre test antara lain :
a. Untuk menyiapkan peserta didik dalam proses belajar
b. Untuk mengetahui tingkat kemajuan peserta didik sehubungan dengan proses pembelajaran yang dilakukan
c. Untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik
d. Untuk mengetahui darimana proses pembelajaran dimulai, tujuan-tujuan mana yang telah dikuasai peserta didik, dan tujuan-tujuan mana yang perlu mendapat penekanan dan perhatian khusus.

2. Proses
Proses disini dimaksudkan sebagai kegiatan ini dari pelaksanaan proses pembelajaran yakni bagaimana tujuan-tujuan belajar direalisasikan melalui modul. Proses pembelajaran dikatakan efektif apabila seluruh peserta didik terlibat secara aktif, baik mental, fisik maupun sosialnya. Kualitas pembelajaran dapat dilihat dari segi proses dan dari segi hasil. Dari segi proses, pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau setidak-setidaknya sebgaian besar peserta didik terlibat secara aktif, baik fisik, mental, maupun sosial dalam proses pembelajaran, di samping menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi, semangat belajar yang besar, dan rasa percaya pada diri sendiri. Sedangkan dari segi hasil, proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan perilaku yang positif pada diri peserta didik seluruhnya atau setidaknya sebagian besar.

3. Post Tes
Fungsi post tes antara lain :
a. Untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap kompetensi yang telah ditentukan, baik secara individu maupun kelompok.
b. Untuk mengetahui kompetensi dan tujuan-tujuan yang dapat dikuasai oleh peserta didik, serta kompetensi dan tujuan-tujuan yang belum dikuasainya.
c. Untuk mengetahui peserta didik yang perlu mengikuti kegiatan remedial, pengayaan dan mengetahui tingkat kesulitan dalam mengerjakan modul.
d. Sebagai bahan acuan untuk melakukan perbaikan terhadap komponen-komponen modul dan proses pembelajaran yang telah dilaksanakan baik terhadap perencanaan, pelaksanaan maupun evaluasi.


C. Evaluasi Hasil Belajar
Evaluasi hail belajar dilakukan dengan penilaian kelas, tes kemampuan dasar, penilaian akhir satuan pendidikan dan sertifikasi, benchmarking, dan penilaian program.

1. Penilaian Kelas
Penilaian kelas dilakukan dengan ulangan harian, ulangan umum dan ujian akhir.
Ulangan harian dilakukan setiap selesai proses pembelajaran dalam satuan bahasan atau kempetensi tertentu. Ulangan harian ditujukan untuk memperbaiki modul dan program pembelajaran. Ulangan harian dilaksanakan setiap akhir semester, dengan bahan :
a. Ulangan umum semester pertama soalnya diambil dari materi semester pertama.
b. Ulangan umum semester kedua soalnya merupakan gabungan dari materi semester pertama dan kedua.
c. Ujian akhir dilakukan pada akhir program pendidikan. Bahan yang diujikan meliputi seluruh materi modul yang telah diberikan. Hasil ujian akhir ini digunakan untuk menentukan kelulusan bagi setiap peserta didik dan layak tidaknya untuk melanjutkan ke jenjang lebih tinggi.

2. Tes kemampuan dasar
Fungsi dari tes kemampuan dasar adalah untuk mengetahui kemampuan membaca, menulis, dan berhitung yang diperlukan dalam memperbaiki program pembelajaran. Dan tes kemampuan dilakukan setiap tahun.

3. Penilaian akhir satuan pendidikan dan sertifikasi
Setiap akhir semester dan tahun pelajaran dilakukan penilaian untuk mengetahui ketuntasan belajara peserta didik. Untuk keperluan sertifikasi, kinerja dan hasil belajar yang dicantumkan dalam Surat Tanda Tamat Belajar.

4. Benchmarking
Benchmarking adalah suatu standard untuk mengukur kinerja yang sedang berjalan, proses dan hasil untuk mencapai suatu keunggulan yang memuaskan. Ukuran keunggulan dapat ditentukan di tingkat sekolah, daerah atau nasional.

5. Penilaian program
Penilaian program dilakukan oleh Departemen Pendidikan Nasional dan Dinas Pendidikan secara kontinu dan berkesinambungan. Penilaian program dilakukan untuk mengetahui kesesuaian kurikulum dengan dasar, fungsi dan tujuan pendidikan nasional serta kesesuaiannya dengan tuntutan perkembangan masyarakat, dan kemajuan jaman.


D. Peningkatan Kualitas Pembelajaran
Dalam meningkatkan implementasi KBK perlu adanya peningkatan kualitas belajar seperti peningkatan aktivitas dan kreatifitas peserta didik, peningkatan disiplin belajar, dan peningkatan motivasi belajar.

1. Peningkatan aktivitas dan kreativitas peserta didik
Gibbs (1972) berdasarkan berbagai penelitiannya menyimpulkan bahwa kreativitas dapat dikembangkan dengan member kepercayaan, komunikasi yang bebas, pengarahan diri dan pengawasan yang tidak terlalu ketat. Hasil penelitian tersebut dapat diterapkan atau ditransfer dalam proses pembelajaran. Dalam Hal ini peserta didik akan lebih kreatif jika :
a. dikembangkannya rasa percaya diri dan mengurangi rasa takut peserta didik
b. member kesempatan kepada seluruh peserta didik untuk berkomunikasi secara ilmiah secara bebas dan terarah
c. melibatkan peserta didik dalam menentukan tujan belajar dan evaluasinya
d. memberikan pengawasan yang tidak terlalu ketat dan tidak otoriter
e. melibatkan mereka secara aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran secara keseluruhan.

Dalam upaya meningkatkan aktivitas dan kreataivitas pembelajaran. Widada (1994) mengemukankan bahwa guru dapat menggunakan pendekatan sebagai berikut :
a. Self esteem approach. Guru dituntut untuk lebih mencurahkan perhatiannya pada pengembangan self esteem (kesadaran akan harga diri).
b. Creative approach. Dikembangkannya problem solving, brain storming, inquiry dan role playing.
c. Value clarification dan moral development approach. Pengembangan pribadi menjadi sasaran utama, pendekatan holistic dan humanistic menjadi cirri utama dalam mengembangkan potensi manusia menuju self actualization.
d. Multiple talent approach. pendekatan ini mementingkan upaya pengembangan seluruh potensi peserta didik.
e. Inquiry approach. Peserta didik diberi kesempatan untuk menggunakan proses mental dalam menemukan konsep atau prinsip ilmiah serta meningkatkan potensi ilntelektualnya.
f. Pictorial riddle approach. Metode untuk mengembangkan motivasi dan minat peserta didik dalam diskusi kelompok kecil.
g. Synetics approach. Memusatkan perhatian pada kompetensi peserta didik untuk mengembangkan berbagai bentuk methapor untuk membuka intelegensinya dan mengembangkan kreativitasnya.

2. Peningkatan disiplin belajar
Disiplin adalah suatu keadaan tertib dimana orang-orang yang tergabung dalam suatu sistem tunduk pada peraturan-peraturan yang ada dengan senang hati.
 Dalam Dictionary of Education (1973:186) dikemukakan bahwa discipline (school) adalah the maintence of conditions conducive to the efficient achievement of the school’s functions.
 Disiplin sekolah adalah suatu keadaan tertib dimana guru, staf sekolah dan peserta didik yang tergabung dalam sekolah tunduk kepada peraturan yang telah ditetapkan.
a. Pentingnya Disiplin Sekolah
Disiplin di sekolah sangatlah penting dan guru harus mampu menumbuhkan disiplin dalam diri peserta didik.
b. Upaya menenamkan disiplin di sekolah
Soelaeman (1985:77) mengemukakan bahwa guru berfungsi sebagai pengemban ketertiban, yang patut digugu dan ditiru.
 Reismen and Payne (1987:239-241) mengemukakan strategi umum merancang disiplin sekolah sebagai berikut : konsep diri (self-concept), keterampilan berkomunikasi (communication skills), konsekuensi-konsekuensi logis dan alami (natural and logical consequences), klarifikasi nilai (values clarification), analisis transaksional (transactional analysis), terapi realistis (reality therapy), disiplin yang terintegrasi (assertive discipline), modifikasi (behaviour modification), tantangan bagi disiplin (dare to discipline)

3. Peningkatan motivasi belajar
Callahan dan Clark (1988) mengemukakan bahwa motivasi adalah tenaga pendorong atau penarik yang menyebebkan adanya tingkah laku kea rah suatu tujuan tertentu. Guru dituntut memiliki kemampuan membangkitkan motivasi belajar pewserta didik sehingga dapat mencapai tujuan belajar.
1. Teori Motivasi Maslow
Maslow meyusun suatu teori tentang kebutuhan manusia yang bersifat hierarkhis dan dikelompokkan menjadi lima tingkat, yaitu physiological needs, safety needs, belongingness and love needs, esteem needs, and needs for selfactualization.


2. Motivasi dan tujuan Belajar
Motivasi dan tujuan belajar mempunyai hubungan erat. Motivasi merupakan suatu dorongan yang menyebabkan sesorang melakukan sesuatu, dengan motivasi akan tumbuh dorongan untuk melakukan sesuatu dalam kaitannya dengan pencapaian tujuan. Seorang guru sebaiknya memiliki rasa ingin tahu, mengapa dan bagaimana anak belajar dan menyesuaikan dirinya dengan kondisi-kondisi belajar dalam lingkungannya (Howard, 1968). Aspek-aspek peserta didik yang perlu dipahami guru antara lain : kemampuan, potensi, minat, kebiasaan, latar belakang keluarga, dan kegiatannya di sekolah.
3. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar
Prinsip yang dapat diterapkan untuk menigkatkan motivasi peserta didik :
a. Peserta didik akan belajar lebih giat apabila topic yang dipelajarainya menarik, dan berguna bagi dirinya.
b. Tujuan pembelajaran harus disusun dengan jelas dan diinformasikan kepada peserta didik.
c. Wajib memberitahukan hasil belajar kepada peserta didik
d. Memberi hadiah lebih baik daripada hukuman, namun hukuman juga diperlukan
e. Memenfaatkan sikap-sikap, cita-cita dan rasa ingin tahu peserta didik
f. Memperhatikan perbedaan individual peserta didik.
g. Berusaha memenuhi kebutuhan pweserta didik dengan memperhatikan kondisi fisik, member rasa aman, menunjukkan bahwa guru memperhatikan mereka, mengatur pengalaman belajar sedemikian rupa sehingga setiap peserta didik pernah memperoleh kepuasan dan penghargaan, serta mengarahkan pengalaman belajar kearah keberhasilan, sehingga mencapai prestasi dan percaya diri.






BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
  Sehingga pembaca lebih bisa memahami pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi, menerapkannya di dalam kegiatan pendidikan, bertanggungjawab, dan terlibat secara langsung khususnya dalam implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)

B. SARAN
Kita sebagai calon pendidik tidak cukup untuk memahami teori pengembangan KBK dan Implementasi KBK,namun juga harus berperan aktif dalam kegiatan pendidikan. Kami sarankan agar pembaca menambah sumber bacaan dari media lain.

0 komentar:

Posting Komentar

© 2011 Paragraf Poe, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena